Skip to main content
Berita Utama

Sepenggal Kisah dari Pelosok Toraja

Dibaca: 18 Oleh 27 Okt 2020Desember 16th, 2020Tidak ada komentar
Sepenggal Kisah dari Pelosok Toraja
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

Daerah Tana Toraja seakan tidak pernah habis untuk di eksplore. Hamparan sawah dan pegunungan menjadi kawan karib dalam perjalanan sehari – hari penyuluh BNNK Tana Toraja melakukan edukasi P4GN (Pencegahan Penyalahgunaan dan Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika) hingga ke pelosok desa. Tak jarang  kami tim penyuluh harus melewati jalanan yang mendaki nan terjal, dan disamping kiri kanan ada jurang menganga yang siap menelan kami jika salah perhitungan. Sambil menahan nafas dan gugup roda kendaraan meluncur, kadang disertai teriakan kecil kami yang was – was. Ada lagi jalan berbatu yang tidak semulus  aspal di kota – kota, sementara fasilitas kendaraan yang kami pakai terbatas pada jalan – jalan yang “cantik” saja. Tidak ada pilihan lain, jika mentok kami harus siap berjalan kaki berkilo – kilo meter merelakan baju kebesaraan kami basah oleh peluh keringat, dan membiarkan telapak kaki kami bertautan dengan batu, dan lumpur tanpa alas kaki sambil menenteng perabotan penyuluh yang tentunya tidak ringan sama sekali.

Sepenggal Kisah dari Pelosok Toraja

Tidak hanya sampai disitu, jam kerja kami kadang habis diperjalanan saja karena jarak antar kecamatan yang bisa memakan waktu berjam – jam. Dan jangan harap setibanya di lokasi kami bisa berselancar di media sosial, karena jangankan internet, sinyal dan listrik pun kadang tidak ada di lokasi. Namun pemandangan alam, dan antusiasme wajah – wajah  ceria yang menyambut kami memberikan rasa yang tidak biasa di hati kami, semacam perasaan bahagia namun juga empati.

Sepenggal Kisah dari Pelosok Toraja

Sebagian dari kita mungkin ada yang tergelitik bertanya, kenapa tidak menyuluh di tempat yang mudah dijangkau saja, toh ini kan kegiatan yang tidak dianggarkan, untuk apa susah – susah. Lagipula di pelosok sana belum tentu ada yang pake narkoba.

Visi misi kami bukanlah hal yang klise bahwa kami ingin menjadikan Tana Toraja bebas sepenuhnya dari penyalahgunaan narkoba. Namun Jiwa kami sebagai anak muda Toraja, tertantang dan terpanggil untuk menelusuri setiap jengkal Toraja yang belum pernah terjamah oleh kami, karena tugas yang kami bawa bukan hanya sekedar edukasi pencegahan narkoba, namun sering kali kami memberi edukasi yang berkaitan dengan masalah sosial, norma, kesehatan hingga penyadaran hidup. Dan siapa bilang daerah pelosok tidak ada penyalahguna narkobanya. Beberapa daerah dan sekolah yang kami kunjungi, kami dapati ada siswa yang menyalahgunakan zat adiktif yang berbahaya seperti lem, fox, bunga kecubung, rokok sintetik, hingga membuat racikan sendiri yang bisa membuat mereka fly. Malah masalah yang dihadapi anak – anak di pelosok ternyata lebih kompleks karena tidak hanya kasus penyalahgunaan narkoba saja namun ada juga perilaku seks bebas, hingga kasus pencurian.

Sepenggal Kisah dari Pelosok Toraja

Informasi ini kadang kami peroleh langsung dari guru atau kepala sekolah, namun kami juga melakukan observasi langsung kepada siswa – siswi. Tak jarang fakta yang kami peroleh, mengagetkan pihak sekolah yang merasa bahwa selama ini siswanya aman – aman saja.

Sepenggal Kisah dari Pelosok Toraja

Siswa yang kami dapati meyalahgunakan narkoba, langsung kami edukasi dan konseling karena biasanya penggunaannya masih dalam tahap coba – coba, namun jika ditemukan siswa – siswi yang penggunaannya sudah dalam tahap rutin kami menghimbau kepada pihak sekolah untuk berkoordinasi dengan orang tua agar diberikan konseling dan perawatan lebih lanjut di klinik BNNK Tana Toraja. Tak lupa pihak guru kami edukasi pula agar lebih waspada terhadap penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekolah, sehingga kedepannya hal serupa tidak terjadi. Karena seyogianya pencegahan utama adalah di lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga, dimana waktu mereka kebanyakan habis di sekolah dan di rumah.

Bayangkan jika kita semua berpikir bahwa daerah pelosok yang jauh dari pusat kota aman dari perilaku menyimpang dan tidak ada yang mengedukasi. Seorang anak yang mulanya coba – coba merokok, atau ngelem jika tidak diedukasi sejak dini akan menjadi pengguna narkoba aktif, apalagi jika adek – adek ini melanjutkan sekolah ke kota yang notabene lebih bebas pergaulannya. Dari pengguna aktif yang tidak memiliki banyak uang untuk membeli narkoba,  jadilah ia menghalalkan segala cara dengan mencuri, merampok, bahkan menjadi kurir narkoba, kemudian meningkat lagi menjadi bandar narkoba yang mampu menjual narkoba hingga berton – ton. Dari satu orang saja yang menjadi penyalahguna meningkat menjadi puluhan bahkan ratusan orang jika tidak dicegah sejak dini, selayaknya virus yang menyebar dari satu orang ke orang lain.

Sepenggal Kisah dari Pelosok Toraja

Maka kami bisa bernafas lega dan puas, ketika perjalanan ekstrim kami terbayar dan tidak sia – sia. Sambil menyeruput kopi panas, dan pisang rebus yang tersaji di depan mata, kami terpikirkan kemana lagi besok akan berpetualang.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel