
Indonesia saat ini sedang menghadapi persoalan virus corona. Virus yang mulanya berasal dari Kota Wuhan di China, kini sudah menyebar ke beberapa negara hingga benua termasuk Indonesia. Bahkan World Health Organization (WHO) telah menjadikan status virus corona COVID-19 sebagai pandemi karena telah menulari lebih dari 122 negara.
Di Indonesia sendiri, virus corona ini telah menjangkit ke delapan daerah di Indonesia yaitu Jakarta, Jawa Barat termasuk di Bandung, Tangerang. Jawa Tengah di Solo dan Yogyakarta, di Bali, di Manado, dan Pontianak. Informasi ini berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Juru Bicara Pemerintah khusus penanganan virus corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers. kasus positif virus Corona atau Covid-19 melonjak menjadi 172 orang. Kasus yang meninggal dunia disebutkan masih sama yaitu 5 orang.
Virus corona atau coronavirus atau Covid-19 adalah keluarga besar virus yang menyebabkan beberapa penyakit. Di antaranya adalah flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome ( MERS-CoV), Severe Acute Respiratory Syndrome ( SARS-CoV), hingga yang terbaru, Covid-19. Melansir laman resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), virus corona bersifat zoonosis, artinya ditularkan antara hewan dan manusia. Pada hewan, virus corona dapat menyebabkan diare, seperti pada sapi dan babi, serta penyakit pernapasan atas pada ayam. Sementara, pada manusia, virus dapat menyebabkan infeksi pernapasan ringan hingga penyakit yang lebih parah.
Menurut WHO, COVID-19 menular dari orang ke orang. Caranya dari orang yang terinfeksi virus corona ke orang yang sehat. Penyakit menyebar melalui tetesan kecil yang keluar dari hidung atau mulut ketika mereka yang terinfeksi virus bersin atau batuk. Tetesan itu kemudian mendarat di benda atau permukaan yang disentuh dan orang sehat. Lalu orang sehat ini menyentuh mata, hidung atau mulut mereka. Virus corona juga bisa menyebar ketika tetesan kecil itu dihirup oleh orang sehat ketika berdekatan dengan yang terinfeksi corona.
Sebagian besar korban jiwa dalam wabah virus corona atau Covid-19 adalah mereka yang memiliki riwayat penyakit bawaan seperti diabetes, hipertensi, hingga gangguan pernapasan akut yang menandakan kualitas paru-paru menurun.
Nah, ngomong-ngomong soal kualitas paru-paru yang menurun, salah satunya penyebab terbesar diakibatkan karena kebiasaan merokok. Kalau paru-paru bermasalah, alhasil orang tersebut jadi mudah terkena Covid-19. Lebih dari 8 juta orang meninggal tiap tahunnya karena rokok. Orang dengan penyakit penyerta seperti penyakit jantung, yang bisa disebabkan oleh merokok, berada dalam risiko tinggi terkena Covid-19 yang parah.
Dokter spesialis paru Feni Fitriani, Ketua Pokja Masalah Rokok Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. menjadi perokok sesungguhnya membuat seseorang lebih mudah menjadi sakit. Bukan hanya virus corona namun juga penyakit lainnya seperti kanker paru. Hal serupa juga disampaikan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Porf. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Salemba, Jakarta Pusat “Orang merokok apalagi itu menyerang paru-paru, kualitas paru-paru akan menurun, apa yang kita bilang PPOK, Penyakit Paru Obstruktif Kronis itu kalau orang yang merokok lama,”.
Kalau begitu kita tahu bahwa perokok memiliki risiko terkena virus corona jadi lebih besar, kita berharap dengan fenomena ini orang yang masih berani merokok akan waspada. Akan punya motivasi untuk berhenti. Mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Sehingga bisa dipastikan kalau klaim yang menyebut merokok bikin tubuh hangat dan mencegah virus Corona Covid-19 adalah mitos.
Jadi sudah jelas bahwa merokok sangat berdampak besar dalam kesehatan kita. BNN sudah sering menghimbau masyarakat melalui penyuluhan bahwa rokok itu salah satu zat adiktif yang merusak kesehatan, bahkan rokok menjadi pintu gerbang seseorang dalam menggunakan narkoba. Sekali lagi, kami menghimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat dan bersih dengan demikian kita telah mecegah segala sakit penyakit bahkan narkoba masuk ke dalam tubuh kita.